back to top
Minggu, 19 Oktober 2025
BerandaInvestasi7 Jenis Investasi Emas Bisa dibeli 2025

7 Jenis Investasi Emas Bisa dibeli 2025

Emas telah menjadi instrumen investasi andalan selama ribuan tahun. Di Indonesia, emas tidak hanya dianggap sebagai aset finansial, tetapi juga memiliki nilai budaya dan simbol kemakmuran. Ada banyak instrumen yang memperdagangkan emas, jenis investasi emas tersebut memang menarik untuk dibahas.

Menurut data World Gold Council (2023), permintaan emas di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, naik 15% pada kuartal pertama 2023, didorong oleh ketidakpastian ekonomi global dan inflasi.

Emas juga dikenal sebagai “safe haven” karena harganya cenderung stabil bahkan saat pasar saham atau mata uang mengalami volatilitas.

Namun, banyak orang masih bingung memilih jenis investasi emas yang tepat. Artikel ini akan membahas 7 jenis investasi emas yang bisa Anda pertimbangkan di tahun 2025, dilengkapi analisis keuntungan, risiko, dan tips berdasarkan riset mendalam.

1. Emas Fisik: Batangan dan Koin

Investasi emas fisik adalah bentuk paling tradisional dan langsung dalam kepemilikan emas. Di Indonesia, emas batangan dari PT Aneka Tambang (Antam) menjadi pilihan utama karena sertifikasi LBMA (London Bullion Market Association) yang diakui global.

Emas batangan biasanya dijual dalam ukuran 1 gram hingga 1 kilogram, sedangkan emas koin seperti Koin Emas ONH (Ongkos Naik Haji) atau Koin Logam Mulia memiliki nilai kolektor tambahan.

Kelebihan Investasi Emas Fisik

Kepemilikan langsung menjadi daya tarik utama karena Anda tidak bergantung pada pihak ketiga. Emas fisik juga memiliki likuiditas tinggi Anda bisa menjualnya ke toko emas, pedagang, atau platform jual-beli seperti Tokopedia, Shopee.

Nilai intrinsiknya pun jelas, mengikuti harga spot emas dunia yang dipengaruhi faktor makroekonomi seperti inflasi, kebijakan suku bunga, dan gejolak politik.

Kekurangan yang Perlu Diantisipasi

Meski menguntungkan, emas fisik memerlukan biaya tambahan seperti penyimpanan aman (safe deposit box) yang bisa mencapai Rp500.000–Rp1 juta per tahun, tergantung ukuran emas.

Risiko kehilangan atau pencurian juga nyata, terutama jika disimpan di rumah tanpa sistem keamanan memadai. Selain itu, margin harga jual-beli (spread) di toko emas bisa mencapai 3–5%, mengurangi keuntungan instan.

Strategi untuk Berinvestasi

  • Beli dari Sumber Terpercaya: Pastikan emas memiliki sertifikat keaslian dan cap produsen resmi seperti Antam atau UBS.

  • Hindari Emas Perhiasan untuk Investasi: Biaya pembuatan (making charge) bisa menambah 10–25% dari harga dasar.

  • Gunakan Layanan Penyimpanan Profesional: IndoGold atau layanan bank menyediakan solusi penyimpanan dengan asuransi.

2. Emas Digital: Investasi Praktis via Aplikasi

Emas digital merevolusi cara berinvestasi dengan menghilangkan hambatan kepemilikan fisik. Platform seperti Bibit, Pluang, atau Pegadaian Digital memungkinkan pembelian emas mulai dari 0,01 gram (setara Rp10.000). Emas ini disimpan di vault (penyimpanan) pihak ketiga yang diaudit rutin, seperti PT Pegadaian atau perusahaan logam mulia terpercaya.

Mekanisme Transaksi

Saat membeli emas digital, Anda membayar harga sesuai pasar spot plus biaya administrasi (biasanya 0,5–1%). Penjualan bisa dilakukan kapan saja melalui aplikasi, dan dana langsung masuk ke rekening bank terkait. Beberapa platform bahkan menawarkan fitur auto-invest, di mana Anda bisa menyisihkan dana otomatis setiap bulan.

Kelebihan yang Menarik

  • Aksesibilitas: Investasi bisa dimulai dengan modal kecil, cocok untuk generasi milenial.

  • Transparansi: Harga mengikuti pasar global secara real-time.

  • Keamanan: Tidak perlu khawatir kehilangan fisik atau biaya penyimpanan.

Risiko yang Perlu Diwaspadai
Platform emas digital rentan terhadap risiko teknis seperti pembobolan sistem atau kesalahan pencatatan. Selain itu, spread (selisih harga jual-beli) bisa lebih tinggi dibanding emas fisik, terutama di platform non-bank.

Baca Juga: Investasi Emas Jangka Panjang di 2025 – Strategi Raih Cuan

3. Tabungan Emas: Fleksibilitas dan Keamanan

Tabungan emas adalah produk hybrid yang menggabungkan kemudahan digital dengan jaminan institusi finansial.

Bank Syariah Indonesia (BSI) dan CIMB Niaga menawarkan layanan ini, di mana nasabah bisa membeli emas per gram dan menariknya dalam bentuk fisik setelah mencapai jumlah tertentu (misalnya 5 gram).

Cara Kerja
Setiap pembelian dicatat dalam rekening digital bank. Nasabah bisa memantau kenaikan nilai emas melalui aplikasi mobile banking. Jika ingin menarik fisik, bank akan mengonversi saldo digital menjadi emas batangan resmi.

Kelebihan untuk Investor Konservatif

  • Dijamin LPS: Tabungan emas di bank diawasi OJK dan dijamin LPS hingga Rp2 miliar.

  • Fleksibilitas Cicilan: Program seperti “Dana Emas” BSI memungkinkan cicilan mulai Rp100.000/bulan.

Kekurangan Tersembunyi
Biaya administrasi bulanan (sekitar Rp5.000–Rp10.000) dan spread 2–3% mengurangi keuntungan jangka pendek. Selain itu, penarikan fisik sering dikenai biaya cetak dan pengiriman.

Tips dari Pakar:
Menurut Andi Wijaya, analis finansial di Bareksa, “Tabungan emas cocok untuk tujuan jangka menengah (3–5 tahun), seperti dana pendidikan anak atau DP rumah.”

4. Reksadana Emas: Diversifikasi Portofolio

Reksadana emas berinvestasi pada kombinasi instrumen berbasis emas, seperti ETF (Exchange Traded Fund), kontrak berjangka, atau saham perusahaan tambang. Di Indonesia, Syailendra Gold Fund dan Most Active Gold Fund menjadi pilihan populer dengan kinerja rata-rata 8–12% per tahun.

Bagaimana Cara Kerjanya?
Dana nasabah dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman. Mereka membeli aset emas global seperti SPDR Gold Shares (GLD) atau iShares Gold Trust (IAU), sehingga portofolio tidak terpaku pada pasar domestik.

Kelebihan untuk Pemula

  • Minimal Risiko: Diversifikasi mengurangi dampak fluktuasi harga.

  • Manajemen Pasif: Cocok bagi yang tidak punya waktu memantau pasar.

Risiko yang Mungkin Terjadi
Biaya manajemen tahunan (1–2%) dan kinerja tergantung pada keahlian manajer investasi. Jika harga emas turun drastis, nilai reksadana juga ikut merosot.

Data Performa (2023):
Syailendra Gold Fund mencetak return 9,5% per September 2023, mengalahkan inflasi Indonesia yang tercatat 3,8% (Sumber: Bareksa).

5. Saham Perusahaan Tambang Emas

Investasi tidak langsung ke emas bisa dilakukan lewat saham perusahaan tambang. Di Indonesia, PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) adalah emiten utama dengan produksi 2,5 ton emas per kuartal (Q2 2023). Saham ini kerap disebut “proxy” harga emas dunia.

Analisis Hubungan Harga Emas dan Saham
Ketika harga emas naik, pendapatan perusahaan tambang umumnya meningkat, sehingga harga saham ikut terdongkrak. Namun, kinerja saham juga dipengaruhi faktor operasional seperti biaya produksi, regulasi pemerintah, atau isu lingkungan.

Kelebihan untuk Investor Aktif

  • Dividen: Perusahaan seperti Newmont Corporation membagikan dividen rutin.

  • Eksposur Global: Saham tambang di Bursa Efek New York (NYSE) memberi akses ke pasar internasional.

Contoh Volatilitas (2023):
Saham ANTM sempat turun 7% pada Agustus 2023 karena penurunan produksi emas di tambang Pongkor, Jawa Barat (Sumber: Laporan Keuangan ANTM).

6. Futures Emas: Untuk Investor Berpengalaman

Kontrak berjangka (futures) adalah instrumen derivatif yang memungkinkan spekulasi harga emas di masa depan. Di Indonesia, Bappebti mengatur perdagangan futures melalui ICDX (Indonesia Commodity and Derivatives Exchange).

Mekanisme Trading
Anda membeli kontrak dengan janji menyerap atau menerima emas pada tanggal dan harga yang disepakati. Misalnya, kontrak Oktober 2023 dengan harga 1.950/ounce. Jika harga naik ke2.000/ounce sebelum kontrak berakhir, Anda bisa menjualnya untuk mengambil untung.

Kelebihan untuk Trader

  • Leverage: Modal kecil bisa mengendalikan kontrak bernilai besar (rasio 1:10).

  • Hedging: Produsen emas menggunakan futures untuk mengamankan harga jual.

Risiko Tinggi yang Harus Dipahami
Leverage memperbesar potensi keuntungan sekaligus kerugian. Jika harga bergerak berlawanan prediksi, investor bisa kehilangan modal hingga 100%.

Statistik Perdagangan (2023):
Volume futures emas di ICDX naik 25% YoY pada Q3 2023, didominasi investor institusi (Sumber: ICDX Monthly Report).

7. Perhiasan Emas: Investasi yang Bernilai Seni

Perhiasan emas sering dianggap sebagai investasi, tetapi sebenarnya lebih cocok sebagai aset konsumsi. Marga (biaya pembuatan) yang tinggi (20–50%) membuat nilai jual kembali lebih rendah dari harga beli.

Namun, perhiasan vintage atau merek mewah seperti Tiffany & Co. bisa menjadi pengecualian.

Kapan Perhiasan Layak Diinvestasikan?

  • Koleksi Terbatas: Misalnya, perhiasan edisi khusus ulang tahun merek ternama.

  • Nilai Historis: Perhiasan kerajaan atau budaya tertentu yang langka.

Studi Kasus (2023):
Kalung emas Batik Paoman dari Indramayu terjual Rp250 juta di lelang Jakarta karena nilai seni dan kelangkaan (Sumber: Galeri Nasional Indonesia).

Bagaimana Memilih Jenis Investasi Emas yang Tepat?

Dengan memahami karakteristik setiap instrumen, Anda bisa memilih yang sesuai profil risiko dan tujuan finansial. Kombinasikan beberapa jenis investasi untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan potensi keuntungan.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular