Apa itu dividen? kita akan membahas dividen saham tersebut. Bagi pemula, saham sering dianggap berisiko karena fluktuasi harga. Namun, strategi “long-term investment” pada emiten berkualitas seperti saham blue chip bisa mengurangi risiko ini. Saham blue chip adalah perusahaan besar dengan reputasi solid, likuiditas tinggi, dan sejarah dividen konsisten—seperti BBRI yang telah membagikan dividen selama 15 tahun berturut-turut.
Apa Itu Dividen?
Dividen adalah bagian laba perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham sebagai imbal hasil investasi. Pembagian ini biasanya disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan menjadi indikator kesehatan finansial perusahaan.
Investasi saham kini menjadi primadona di kalangan masyarakat Indonesia, terutama sejak pandemi melonjakkan jumlah investor ritel hingga 11 juta pada 2024 (data BEI). Tapi apa sebenarnya saham itu? Saham adalah bukti kepemilikan sebagian aset perusahaan. Ketika Anda membeli saham PT Bank BRI (BBRI) atau PT Bank Central Asia (BBCA), Anda menjadi pemilik kecil dari bisnis tersebut. Keuntungannya datang dari dua jalur: pertumbuhan harga saham (capital gain) dan pembagian dividenbagian laba perusahaan yang diberikan kepada pemegang saham.
Baca Juga: Apa Itu Saham? 7 Rahasia yang Jarang Dijelaskan!
Menariknya, dividen tak sekadar cuan tambahan. Ini adalah indikator kesehatan finansial perusahaan. Jika sebuah emiten rutin membagi dividen, artinya bisnisnya menghasilkan laba stabil. Di tengah inflasi yang menggerus nilai tabungan, dividen dari saham blue chip bisa menjadi tameng sekaligus sumber passive income.
Jenis-Jenis Dividen:
-
Dividen Tunai: Paling umum, dibayarkan dalam bentuk uang (contoh: BBRI membagikan Rp208,4 per saham).
-
Dividen Saham: Investor menerima tambahan saham (misal: BBCA pernah membagikan dividen saham pada 2024).
-
Dividen Properti/Skrip: Jarang terjadi, biasanya karena keterbatasan likuiditas.
Mekanisme Pembagian:
-
Cum Date: Batas akhir beli saham untuk dapat dividen (contoh: LPPF cum date 21 April 2025).
-
Ex Date: Tanggal setelahnya, pembeli tak berhak dividen.
-
Payment Date: Waktu pencairan (misal: BBCA bayar dividen 11 April 2025).
3 Manfaat Utama Dividen
-
Passive Income Stabil: Dividen tunai bisa menjadi sumber pendapatan rutin (contoh: BMRI membagikan Rp466,18 per saham).
-
Proteksi Inflasi: Perusahaan dengan dividen tumbuh (seperti BBRI dengan kenaikan 9,7% yield 11) melindungi nilai investasi.
-
Pertumbuhan Modal: Dividen bisa di-reinvestasi untuk beli saham lebih banyak (strategi “compound interest“).
Daftar Saham Blue Chip dengan Dividen Terbesar 2025
Berdasarkan data BEI dan laporan keuangan terbaru, berikut 5 emiten dengan dividen tertinggi:
| Kode Saham | Dividen per Saham | Sektor | Yield (%) |
|---|---|---|---|
| ITMG | Rp2.245 | Pertambangan | 12,6% |
| BBRI | Rp208,4 | Perbankan | 9,7% |
| BMRI | Rp466,18 | Perbankan | 7,3% |
| BBCA | Rp250 | Perbankan | 6,5% |
| LPPF | Rp300 | Ritel | 15,35% |
Sumber: CNBC Indonesia, Kompas, Bareksa.
Analisis Sektor Unggulan:
-
Perbankan: Dominasi BBRI, BMRI, dan BBNI karena stabilitas arus kas.
-
Pertambangan: ITMG dan PTBA untung dari harga komoditas tinggi.
Cara Menghitung Dividen dan Yield
-
Dividend per Share (DPS): Total laba dibagi jumlah saham (contoh: BBCA Rp250/saham).
-
Dividend Yield: (DPS ÷ Harga Saham) × 100%. Misal, LPPF dengan harga Rp1.995: (300 ÷ 1995) × 100% = 15,35%.
Tips Memilih Saham Dividen: Hindari Jebakan!
-
Cek Payout Ratio: Idealnya 40-70%. PTBA pernah bagi 81,89% laba, berisiko jika laba turun.
-
Track Record Konsisten: BBCA dan BBRI dikenal stabil selama 5+ tahun.
-
Waspadai “Dividend Trap”: Harga saham turun pasca-ex date (contoh: BNGA turun 8,53%).
- Perhatikan Tanggal: Mendekati hari Cum Date biasanya harga saham akan naik dan akan turun kembali.
Dividen bukan sekadar cuan tambahan, tapi bukti kematangan perusahaan. Dengan memilih emiten berkualitas seperti BBRI atau ITMG, investor pemula bisa meraih passive income jumbo di 2025. Mulai riset sekarang sebelum kehabisan di cum date!