back to top
Minggu, 19 Oktober 2025
BerandaSaham7 Alasan Kuat Kenapa Perlu Berinvestasi Saham

7 Alasan Kuat Kenapa Perlu Berinvestasi Saham

Masih banyak masyarakat yang ragu kenapa perlu berinvestasi saham? Artikel ini akan menjawab pertanyaan tersebut dengan tujuh alasan mendasar, didukung data aktual dan strategi praktis.

Dalam lima tahun terakhir, jumlah investor saham di Indonesia melonjak signifikan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebutkan, hingga 2023, terdapat lebih dari 12 juta investor pasar modal naik 20% dari tahun sebelumnya. Tren ini tidak hanya didorong oleh kemudahan akses teknologi, tetapi juga kesadaran akan potensi keuntungan jangka panjang.

1. Potensi Return Mengalahkan Instrumen Investasi Lain

Perbandingan Return Saham vs. Deposito dan Emas

Saham dikenal sebagai instrumen investasi dengan return tertinggi dalam jangka panjang. Menurut riset Bursa Efek Indonesia (BEI), rata-rata return saham di Indonesia mencapai 12-15% per tahun, jauh di atas deposito (3-5%) atau emas (6-8%). Contohnya, Indeks LQ45—kumpulan 45 saham likuid—tumbuh 120% dalam dekade terakhir, sementara harga emas hanya naik 68% dalam periode sama.

Contoh Historis Kinerja Saham di BEI

Pada 2015-2020, saham Unilever Indonesia (UNVR) memberikan capital gain hingga 200%, belum termasuk dividen tahunan rata-rata 3-4%. Bandingkan dengan deposito berjangka yang hanya menghasilkan bunga tetap, tanpa potensi kenaikan harga.

2. Likuiditas Tinggi untuk Akses Dana Mendesak

Kemudahan Jual-Beli Saham Harian

Saham adalah aset likuid. Anda bisa menjualnya kapan saja selama jam pasar (Senin-Jumat, 09.00-15.00 WIB). Data BEI menunjukkan, rata-rata volume transaksi harian mencapai Rp 10-15 triliun, memastikan proses jual-beli cepat tanpa hambatan.

Perbandingan dengan Investasi Properti

Berbeda dengan properti yang membutuhkan waktu bulanan hingga tahunan untuk dijual, saham bisa dikonversi menjadi uang tunai dalam hitungan menit. Ini ideal untuk kebutuhan darurat atau mengambil peluang investasi baru.

3. Perlindungan Terhadap Inflasi Jangka Panjang

Kenapa Perlu Berinvestasi Saham? Karena Perlindungan Inflasi

Data Inflasi Indonesia vs. Kenaikan Harga Saham

Inflasi Indonesia rata-rata 3-4% per tahun. Jika Anda menyimpan uang di tabungan dengan bunga 2%, nilai uang Anda tergerus inflasi. Sebaliknya, saham perusahaan seperti Bank Central Asia (BBCA) tumbuh 18% per tahun (2018-2023), mengalahkan inflasi dan meningkatkan daya beli.

Studi Global tentang Saham dan Inflasi

Penelitian Morningstar (2022) membuktikan, dalam 30 tahun terakhir, saham global menghasilkan return 10% per tahun—dua kali lipat dari rata-rata inflasi dunia. Ini menunjukkan saham sebagai tameng efektif melawan kenaikan harga.

4. Diversifikasi Portofolio untuk Mengurangi Risiko

Contoh Diversifikasi di Pasar Saham Indonesia

Diversifikasi adalah kunci mengurangi risiko. Misalnya, alokasi dana ke saham sektor perbankan (BBCA), konsumer (ICBP), dan teknologi (EMTK) melindungi portofolio dari fluktuasi satu sektor. Indeks IDX80, yang terdiri dari 80 saham berkapitalisasi menengah, naik 10% pada 2023 meski terjadi resesi global.

Pentingnya Alokasi Aset

Menurut teori portofolio modern, kombinasi saham, obligasi, dan emas dalam rasio 60:30:10 mampu memaksimalkan return dengan risiko minimal. Saham berperan sebagai penggerak pertumbuhan utama.

5. Akses Mudah bagi Pemula Berkat Teknologi

Peran Aplikasi Investasi dan Broker Online

Platform seperti Ajaib, Stockbit, atau Bibit memungkinkan pembukaan rekening saham dalam 24 jam dengan modal awal Rp 100.000. Fitur edukasi dan analisis real-time memudahkan pemula mengambil keputusan.

Peningkatan Jumlah Investor Pemula di Indonesia

OJK mencatat, 65% investor saham baru pada 2023 berusia di bawah 35 tahun. Ini membuktikan bahwa saham semakin terjangkau dan diminati generasi muda.

6. Kepemilikan Bisnis dengan Modal Terjangkau

Contoh Perusahaan Terkenal di BEI

Dengan membeli saham, Anda menjadi pemilik sebagian dari perusahaan besar. Misalnya, saham Telkom Indonesia (TLKM) senilai Rp 10 juta memberi Anda hak atas dividen dan keputusan RUPS.

Dividen sebagai Passive Income

Perusahaan seperti Astra International (ASII) membagikan dividen Rp 300-500 per saham setiap tahun. Untuk portofolio 10.000 saham, ini setara Rp 3-5 juta/tahun passive income tanpa perlu bekerja aktif.

7. Edukasi Finansial dan Pengembangan Diri

Mempelajari Analisis Fundamental dan Teknikal

Investasi saham memaksa Anda memahami laporan keuangan, tren pasar, dan strategi manajemen risiko. Kemampuan ini berguna untuk pengambilan keputusan finansial sehari-hari.

Komunitas Investor dan Sumber Belajar

BEI menyediakan kelas online gratis, sementara komunitas seperti Sahamku dan Investor Muda Indonesia menjadi wadah bertukar ide. Pengetahuan ini meningkatkan literasi finansial yang minim di Indonesia (hanya 38% menurut Survei OJK 2022).

Dari potensi return tinggi hingga edukasi finansial, investasi saham menawarkan manfaat multidimensi. Dengan teknologi, pemula bisa memulai dengan mudah dan bertahap menguasai strategi. Jangan tunggu lama, daftar di platform broker tepercaya dan jadikan saham sebagai pilar keuangan masa depan Anda!

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular